Sebuah Drama....
TERTAI 1 ( MIMPI MIMPI)
Karya : Ang Gaos Al_Cirbany

TOKOH
saro’ ( Saro’ muda dan Saro’ tua )
somad (somad muda dan somad tua)
uyun (uyun muda dan uyun tua )
orang tua
fikri  (Fikri kecil), (suara) (fikri remaja)


Suasana panggung di suatu ruangan belakang penghubung dapur dan ruang tengah.terdapat amben,baju- baju tergantung serta meja makan dan beberapa kursi.

(lampu samar samar dan musik pelan mengalun) 
Didalam Lamunan saro’ tua yang duduk di kursi meja makan  tergambar kepergian si fikri dengan bapak ibunya sedang bersiap-siap mengamas pakaianya kedalam kardus dan pamit berangkat mencari ilmu dan dipondokan oleh bapak ibunya di pesantren tebu ireng daerah jombang jawa timur ketika itu fikri baru saja selesai SD.
(black)
Babak I
            (pada babak 1  saro’ tua masih memandang adegan demi adegan seperti menceritakan saja dari belakang di sebuah kursi tua) Masih dalam  kenangan  tentang perjuanganya masa lalu, ketika itu saro muda dan somad juga muda, semua pemain yang ada di adegan ini adalah muda,ketika itu.
Sambil mengenang di kursi tuanya.

Saro Tua
Ketika itu,di setiap waktu yang kami jumpai,kadang kita mundur untuk sebuah kebijaksanaan
Fikri , anak semata wayang kami.

(Waktu subuh)
(musik menggambarkan suasana pagi dikampung)
Saro’ muda muncul sehabis mandi, hanya memakai handuk dengan rambut terurai menuju tempat sholat sambil membangunkan somad muda dikamarnya.

Saro’ muda
Kang bangun dah pagi. Matahari sudah terlalu tinggi.
Lihatlah semua dan rasakan.
Betapa indahnya jika hari ini adalah milik kita

Somad muda keluar kamar, mengambil handuk dan ke kamar mandi dan mandi . Saro’ muda shalat subuh.
(black)
Masih mendayu
Saro Tua
Di antara soal soal kehidupan yang harus kami jawab.di antara jawaban yang kami pilih.
Terbaik dan tepat

(Sauasana siang )
Dalam lamunan ke II suasana siang obrolan di meja makan dengan pakean yang berbeda.

Saro’ muda
(....) Ya sudah.
Bagaimana dengan pak budi?
Kata si udin mau membangun rumah dekat balai desa ?
Barang kali bisa ikut.
Lumayan buat tambah tambah?

Somad muda
Ia,tapi belum jelas kapan nya.

Saro’ muda
Katanya minggu depan?

Somad muda
Ya ntar saja akang tanya langsung biar jelas.
Akang mau makan dengan ketenangan
Agar semuanya terasa enak!


Saro’ muda
Iya
Ini nasinya (melayani somad muda )

Somad muda
(menghibur diri) apapun lauknya tetap nasi putih kesukaanku(...)

(black) 

Masih ironi
Saro Tua
Demi anak kami,anak tersayang,cita cita kami yang kami sandarkan dengan kasih sayang.
Harapan orang tua,terbaik buat anak.
Tangan yang lelah,kaki dan kepala yang keras kami relakan

 (Suasana malam hari )
Somad muda dan Saro’ muda duduk dengan pakaian yang berbeda dengan yang di atas sambil bicara lewat via telepon dengan anaknya.

Somad muda
(....) Iya nanti.
Bapak akan kirim hari senin(menyakinkan).
Ini  sama ibu lagi.

Saro’ muda
Yang sabar ya nak.
Jangan lupa doain ibu bapak mu.
Supaya menjadi orang.
Jangan kebanyakan rokonya nanti sesak lagi dadamu itu
Nak..
(pulsanya habis) nak
Ko mati ?

Somad muda
Pulsanya kali,habis!

Saro’ muda
(terdiam dan bingung)
Bagaimana ini kang?

Somad muda
(sinis) pertnyaan apa itu?
Sudahlah semoga saja besok ada rezeki kejutan
Somad muda  mencoba tidur.Somad muda mengintip Saro’ muda yang sedang mengeluh dalam barisan doa doanya.

Saro’ muda
(menangis)
Sadar atau tidak,
Suatu keharusan, aku sabagai lakon ibu
Melihat matahari yang buram semakin dilihat semakin tak karuan
Dan bertahan diantara bintang-bintang  malam.
Mendengar tangisan anak,mimpi memeluk bulan
Ingin ku tertawa pada mimpinya tapi.(pause-menangis)
Pada ahirnya semua berjalan
Dalam tawa ataupun duka
Terima atau tidak
Sabarlah anaku.

Detik semakin besar saja aku rasakan
Langit semakin luas aku pandang
Terlalu lama untuk mengerti
Berdiri dan sadari .
(black)


Babak II
Saro’ Tua melamun sampai tertidur hingga Saro tua membawa lamunannya ke dalam mimpi di tidurnya,semua pemain yang ada di adegan ini adalah muda,(ini adalah alam mimpi saro’ Tua).


Suasana pagi :
Saro’ muda muncul sehabis mandi dan menuju tempat sholat.

Saro’ muda
Kang bangun dah pagi. Matahari sudah terlalu tinggi kita rebut.
Lihatlah semua dan rasakan.
Betapa indahnya jika hari ini adalah milik kita
Kang bangun kang bangun (penuh kasih sayang)

Somad muda
Aduh
Masih ngantuk masih ingin bermimpi yang indah-indah
Kenyataan ini kejam aku ingin mimpi saja

Saro’ muda
(kaget dan bicara pelan)
Akang,ayo bangun shalat.

Somad muda
Iya iya.(marah)

Saro’ muda
(marah yang tertahan)
Itu anduknya di ranjang.atin mau shalat dulu.

Somad muda out saro’ muda shalat dan berdoa.

Saro’ muda
Apa yang kau lakukan allah?
Aku yakin tuhan masih menyayangiku.

Somad muda datang sehabis mandi dan menggertak

Somad muda
Saro’!!!
Ini masih pagi jangan terlalu banyak kau minta dalam doa-doamu itu
Merepotkan tuhanmu.
Aku ini lelaki aku tahu apa yang harus aku lakukan?

Saro’ muda
( nangis)
Ia,akang saro’ ngerti
Sebenarnya bukan tuhan yang ku masalahkan
Tapi tentang bagaimana kabar anak kita?
Bagaimana ya kabarnya?

Somad muda
(marah) sudahlah.
Mengapa kita hanya berdialog seperti hidup ini hanyalah selembar soal yang harus kita isi a b c atau d!!
Yang sekarang aku pikirkan bukan itu tetapi tentang ketenangan yang bisa membuatku bisa bekerja dengan semangat.
(suara uyun muda sambil menangis)

Suara uyun muda
Assalamualaikum, assalamualaikum,

Saro’ muda dan somad muda yang lagi berdebat berhenti seketika

Somad muda
Tuh ada tamu,
Somad muda shalat

Saro’ muda
Sebentar;
(membuka pintu)
Eh bu uyun ada apa?
Ko nangis ? Cerita ada apa?

Uyun muda
Ia,maaf sebelumnya

Saro’ muda
Oh iya masuk dulu.

Uyun muda
Makasih

Saro’ muda
 Sebenarnya ada apa ?
Tumben si bu uyun?

Uyun muda
Ini bu sebelumnya minta maaf

Saro’ muda
Aduh gpp,ada apa ?
Oh iya sebentar.

Saro’ muda mengambil minum dan duduk kembali

Uyun muda
Ia,jadi.
Sebelumnya barang kali mengganggu.

Saro’ muda
Tidak.
Kenapa? Tenang ibu.
Cerita coba?

Somad muda selesai shalat dan ikut duduk mendengarkan dari tempat shalat

Uyun muda
(terpatah patah) ini eh ibu anak saya sakit, sesak dan demamnya tidak turun turun.
Sering ngigo (menangis dan sesak)
Sudah di bawa ke puskesmas tetep tidak sembuh.
Bapaknya alfin kan ada di kota jadi saya bingung mau bagaimana?

Saro’ muda
Astagfirullah.
Sabar ibu.

Uyun muda
.(sisa tangisan)
Dan sekarang mau di bawa ke RSUD.
Tapi hanya sekedar mengantarnya buat kontrol tidak ada duit.
Saya bingung sebagai orang tua,
Apa yang harus saya lakukan,ya akhirnya saya menemui ibu
Mau minjam duit.

Saro’ muda
(diam)
Iya
(panuh empati)

Uyun muda
Maaf ibu?
(berharap penuh)

Saro’ muda
Sebentar iya bu

(gerak ) Ngobrol sama somad muda berunding dan memutuskan antara pro dan kontra yang sangat keras.
Saro’ muda
Ibu ,yang sabar ya
Ini hanya cobaan dari yang di atas
Mungkin kami hanya bisa membantu segini.
(sambil ngasih)

Uyun muda
Bu e bu makasih,makasih banyak bu saro’
Oiya pamit dulu ya bu.
Mau nyari mobil buat ke rumah sakit

Saro’ muda
Sama sama
Waalaikumsalam.

Saro’ muda dan somad muda melanjutkan dialog dan berdebat keras dengan menyiapkan baju kerjanya

Somad muda
Apa yang terjadi?
Apa yang kau lakukan?
(penuh amarah)

Saro’ muda
Akang!

Somad muda
Terserah saja mau kau apakan semua!
Semua orang punya kepentingan dan masalahnya sendiri
Tadi kau bicara sendiri tentang bagaimana kabar anak kita?

Saro’ muda
Iya.
Tapi darurat?

Somad muda
Terserah
Aku tak mau tahu masalah itu!
Somad muda pergi dengan kesal dan atin membersihkan rumahnya dan nyuci baju.
Tidak beberapa lama terdengar suara orang setengah baya di pintu

Suara orang tua
Punten? (sambil mengetuk pintu)
Punten?

Saro’ muda
Mangga
Nyari siapa ya pak ?

Orang tua
Mencari yang sadang kau cari.(misterius)

Saro’ muda
Oh iya masuk bapak
Mangga.

Setelah duduk saro’ muda mengambil minum

Saro’ muda
Minum dulu pak?

Orang tua hanya melihat kanan kiri melihat isi rumah

Orang tua
Hai nak
Sangat sepi sekali ?
Bahkan tidak ada semut?

Saro’ muda
Semut maksudnya?
(heran)

Orang tua
(minum)
Ia,tak ada gula maka tak ada semut

Saro’ muda
(tambah terheran) oh iya bapak mau nyari apa?

Orang tua
Kau ini pikun kan sudah bilang mencari apa yang kau cari!

Saro’ muda
(semakin terheran) bapak ini siapa

Orang tua
Jalan kerikil memang menggelikan
Kita berjalan diatasnya
Atau kita tunggu sampai jalan di aspal atau barang kali menunggu hancur oleh hujan yang tidak jelas kapan itu terjadi?
Sebentar lagi akan ada kabar yang terangkai dari gelembung doa-doa dan tangisan samapi jeritan jeritan lara yang kemudian menggumpal ke atas bagaikan teratai yang indah dan meledak mengelegar (pause) tuhan yang tadinya pura pura tidak tahu kini memutuskan dengan keindahanya?
Semuanya menjadi kenyataan!
Kenyataan
Inilah kehidupan!

Lampu perlahan meredup

Bukan pengadilan negeri yang memutuskan benar dan salah
Terkabul dan lenyap namun ada yang lebih dasar dan sedalam dalamnya
Berkata tanpa abjad berjalan tanpa arah
Coba rasakan semua,semuanya dengan rasa.

Saro’ muda
Maksudnya?
Aku binggung apa yang bapak bicarakan.
Black

Babak II
Mimpi saro tua terputus somad membangunkan saro’ tua yang kelelahan.semua pemain daam adegan ini sudah tua semua.
Suasana panggung sepi dan saro’ sedang tidur

Somad tua
Bangun saro' sudah sore.
Bangun.
Ini aku bawa bubur ayam kesukaanmu

Saro’  tua terbangun dengan kaget dan masih terheran heran

Somad tua
Kenapa ?

Saro’ tua
Tidak apa apa.(masih heran)

Somad tua
Sudah cuci muka dulu terus ini buburnya
Akang mau mandi dulu gerah banget

Saro’ tua cuci muka, minum dan langsung makan. masih melamun,tiba tiba suara panggilan di ponsel berdering.
Suara somad tua
Saro’ itu ada yang telpon
Saro’, saro’!

Saro’ tua kaget dan segera mengangkatnnya

Saro’  tua
Waalaikum salam,Ia nak.............(pause) Oh iya baik,bapak juga baik Tumben belum akhir bulan telpon?............. (pause) Oh yang bener nak? ............ (pause) Alhamdulillah,ya allah.............(pause).besok pulang ?ia nak ibu bangga padamu,.......... (pause),ibu bangga (pause)  Waalakumsalam
Saro’
Kang kang si fikri anak kita (tergesa gesa dan sujud syukur)

Suara somad tua
Kenapa?
Habis duitnya? Kan udah dikirim?

Saro’ tua
Fikri kang (menangis gembira)

Suara somad tua
Kenapa? Aduh!(kesal)
Saro’ tua
Ya allah

Somad  tua yang sedang keramas berlari pake sarung

Somad tua
Kenapa dengan anak kita saro’

Saro’ tua
(terheran dan tertawa sedikit)
Akang! Ko banyak busanya?
(sambil menggeret somad)

Somad tua
I iya tapi kenapa sifikri?
Kenapa si fikri bu?

Saro’ tua
Akang akang si fikri dapat beasiswa kuliah di mesir
Saro’ tidak nyangka

Somad tua
Masa?Yang bener saro’, becanda (kaget)

Saro’ tua
Iya iya iya tapi
Aduh akang mandinya di selesain dulu
Masih banyak tuh busanya.

Saro’ tua
(malu)
Hus iya
Bapaknya siapa dulu.?Ha ha

Somad  tua menuju kamar mandi

Saro’ tua
Dasar sudah tua juga
(sambil beres beres)

Saro’ tua
Aku masih bingung yang terjadi?
Orag tua itu siapa ya?
Benar benar aneh
Ada keajaiban dalam mimpi ku
Mimpiku adalah bunga terindahku bunga teratai (mengingat- ingat)
Tapi sudahlah.
(ke somad tua) akang akang mandinya yang bersih yah

Suara uyun tua
(sambil menangis)
Assalamualaikum, assalamualaikum,

Saro’ tua
Sebentar;
(membuka pintu)
Eh bu uyun ada apa?
Ko nangis ? Cerita ada apa?

Uyun tua
Ia,maaf sebelumnya

Saro’ tua
Oh iya masuk dulu.
(melamun ke sutradara)
Om sutradara,om sutradara?

Sutradara keluar dari area penonton depan panggung

Bos ini ceritanya berputar butar seperti kaset rusak saja!

Sutradara
Bukan kaset yang rusak tetapi memang ceritanya terus berputar dan berputar
Seperti kehidupan yang tak berujung nanti
Mimpi kadang menjadi kenyataan dan kenyataan kadang juga ada yang menjadi mimpi
Aku sutradaranya aku yang mengatur semuanya!

 (ke semua)
All crew crew kumpul. Kumpul.
Cepat cepat!

(all crew baris di panggung rapi)
(senjutnya adalah improfisasi)
Cut
Rolling
Action
.......
Cut
Semuanya siap ? Ada yang tidak siap?Mundur!!

Sutradara
Kita harus semangat ya saro’(Nama Asli)?!

(saro’  tua menunduk)
Yuk pada posisi  masing masing!
Dari saro' fade in yach
siap.
Action
Mengulang ! Sambil beres beres

Saro’ tua
Aku masih bingung yang terjadi?
Orag tua itu siapa ya?
Benar benar aneh
Ada keajaiban dalam mimpi ku
Mimpiku adalah bunga terindahku bunga teratai (mengingat- ingat)
Tapi sudahlah.
(ke somad tua) akang akang mandinya yang bersih yah

Suara uyun tua
(sambil menangis)
Assalamualaikum, assalamualaikum,

Saro’ tua
Sebentar;
(membuka pintu)
Oh, bu uyun silahkan udah ditungguin dari tadi,
Silahkan masuk

Uyun tua
Ia,(heran)

Saro’ tua
(ke penonton) pasti mau pinjem duit buat anaknya karena panasnya tidak turun turun,ini di coba ya
Oh iya masuk dulu.
Si fikri udah sakitnya bagaimana?

Uyun tua
(heran) ia panasnya tidak kunjung turun
Rencananya mau (terpotong)

Saro’ tua
Sebentar,( ke penonton) tuh kan bener langsung aja dech udah tahu (mengambil duit)
Sabar bu ini cuma ada segini?
Cukup?

Uyun tua
(sangat heran) i i i i
I i i iya
Koo taa huuu?

Saro’ tua
Udah,sekarang cepet bawa si alfin ke rumah sakit!
(ke penonton) udah tahu ceritanya je!He he

Uyun tua
I i i iya,Makasih.
Assalamualaikum

Uyun tua keluar dengan terheran

Saro’ tua
Walakum salam
(ke penonton) selesai tinggal beres beres rumah lagi,lanjutkan


Somad tua keluar sehabis mandi

Somad tua
Kedengarannya tadi ada tamu ?

Saro' tua kembali beres beres

Saro’ tua
Ia,bu uyun

Somad tua
Oh ada apa?

Saro’ tua
Biasa.
Dah sana makan keburu dingin.
Terus istirahat

Somad tua
Siap komandan (ketawa sambil nyubit)

Lampu meredup perlahan lalu black

Musik mengalun
Lampu nyala
Di kursi meja makan

Saro’ tua
Fikri ko lama banget ya kang,katanya tadi udah nyampe stasiun?

Suara ketukan pintu

Suara fikri
Aslamualaikum bu bapak.

Saro’ tua
Itu si fikri (teriak)
Ayuk kang.

Saro tua mau membuka pintu lampun black.

Terima kasih


To be continue
Karya : Ang Gaos Al_Cirbany







biodata
nama gaos lizam gozali
alamat : cirebon (teater awal/teater daun)
no hp : 087829309787

Komentar

Postingan Populer